Jumat, 22 Agustus 2008

BAKMI BOY DOESN'T EXIST :)

As a food person and a big fan of Bondan Winarno, I often use eateries to let off steam. For my neighboring writers at LIA, it isn't strange at all to hear me scream We must go to bakmi this and that when we're through with this hell. Well, I don't always mean what I say for I sometimes say stupid things like We must eat tahu gimbal in Semarang when we're done with this! And who would be interested in going to Semarang amidst those deadlines?!

When we were working on the Encounter series in 2003, the atmosphere was horrible--we only had 2.5 months to write, edit, illustrate, layout, and print books 1 to 4! We were under a lot of pressure. We worked so hard and hardly ever slept. That time it was Bakmi Boy that crossed my mind, so I screamed Let's go to Bakmi Boy when this is over with! Then I realized Ibu Glokis was sitting beside me and got really interested with the idea. Then she started asking serious questions like Where is it? Why do you like it so much? What choices of menu do you have? etc.

Time passed by. We went to Bakmi Boy every so often. And for unpredictable reasons, Bu Glokis ALWAYS missed that! I feel guilty everytime Bu Glokis says Ratih, I don't think Bakmi Boy really exists!

Last week I got an email from Heddy, my former EA Project Officer who is now working for Pharos (and perhaps gets triple salary...LOL!) saying that he planned to take the whole group out to lunch at Bakmi Boy on Friday. I was glad. You see, it was a chance for me to prove to Bu Glokis that Bakmi Boy does exist.
My momma always said life's just like a box of chocolates--we never know what we're gonnat get says Tom Hanks in Forrest Gump. Heddy's children got ill and he couldn't leave home. He told me to cancel the reunion so I told the writers. But I didn't have the guts the break the news to Bu Glokis, so I ask Mukti, my EA Project Officer, to do it for me. Luckily, she said it was okay and she would order nasi Padang instead. Phew...
Still, she's teasing me Bakmi Boy doesn't exist! Ah, well...

Rabu, 20 Agustus 2008

REJEKI YANG TERTUNDA

Setiap kali ngelewatin gedung Trans (Trans TV-Trans7-Bank Mega) ada tiga adegan yang berputar kembali di proyektor memori gue:

1. AUDISI EXTRAVAGANZA
Malu juga kalo inget adegan satu ini. Kejadiannya udah beberapa taon yang lalu, tapi terlalu ajaib untuk dilupakan. Dua hari berturut-turut gue absen ngajar dan digantikan oleh substitute teachers, sampe di sana berdesakan di lobi Trans TV dengan orang-orang yang menggantung mimpi lebih tinggi dari tiang jemuran. Mmm... sebetulnya gw gak ngimpi jadi seleb. Enakan juga jadi guru. Terus ngapain gue di sana? Gini... setelah mengirimkan beberapa ide untuk Extravaganza dan tak ada sahutan, gw memutuskan untuk kenalan aja dulu sama tim kreatif-nya. Caranya? Ya dengan ikut audisi jadi pemain. Nanti kan lama-lama bisa ikutan nulis. Well... I know it's kinda crazy but... that's what happened. Hari pertama audisi di kelompok kecil. Gue lolos. Trus disuruh dateng lagi keesokan harinya. Audisi sendiri, disuruh perkenalin diri dengan cara yang gak biasa. Oke. Jadi tukang sihir. Oke. Tukang Jamu. Oke. Trus disuruh nembang / nyinden. Mampus! Tiba-tiba lupa aja gitu semua. Nge-blank. Padahal kan gak perlu bawain Mocopat juga kaleeee... apa kek... Kodok Ngorek kek, Ilir-Ilir kek... Rondo Kenthir kek...?!!! Toh mereka juga bukan orang Jawa. Dodol!


2. PRESENTASI KE Executive Producer
Yang ini juga seru. Sesudah ikutan scriptwriting workshop gw dkk memberanikan diri ngajuin konsep sitkom sama program anak ke Trans TV. Pertemuan pertama berlangsung mulus. Sang produser bersedia menerima kedatangan kami, mendengarkan presentasi kami dengan penuh perhatian, membaca konsep acara dan skenario episode pertama yang kami bawa, lalu bertanya ini-itu-dan-anu sambil manggut-manggut, (seolah-olah) terkesan dengan konsep kami. Dan kami pun ge-er. Pertemuan kedua adalah menghabiskan waktu sia-sia. Seharian kami menunggu, hingga senja lewat. Perut keroncongan. Kepala pusing. Untungnya kantin di sana menawarkan aneka hidangan lezat dengan harga terjangkau. Fiuhhhh... PERHATIAN UNTUK REKAN PENULIS PEMULA: jangan terburu-buru mengambil kesimpulan dari ekspresi pertama dari produser/penerbit ketika kita menawarkan karya. Karena hal itu bisa jadi tidak berarti apa-apa. Yang manggut-manggut belum tentu suka, dan yang mukanya cemberut belum tentu gak suka. Maka teruslah menulis, tak peduli berapa kali orang (seolah-olah) menampik karya Anda.

3. AMBIL HONOR

Bukan sulap, bukan sihir... honor yang gw ambil gak berhubungan sama sekali dengan extravaganza atau skenario. Ini betul-betul kejutan manis dari Allah. Sekonyong-konyong gw ditelepon Bank Mega Syariah, dan mereka minta gw nerjemahin annual report. Bukan sulap, bukan sihir... honor yang mereka beri JUSTRU lebih tinggi dari yang gue ajukan. Gila nggak? Selesai mengerjakan proyek yang satu ini, pihak Bank menelepon menanyakan nomor rekening. Tanpa berpikir gw langsung bilang, "Gak usah ditransfer deh. Aku buka rekening di sana aja. Sekalian mau jajan di kantinnya. Bakwan di sana enak sekali." Lalu tawa renyah terdengar. Keesokan harinya gue ke sana, buka rekening, dan dapet hadiah payung. Lengkap sudah kebahagiaanku (for your information, gw ini penggila payung). Jadi, siapa berani menampik kekuasaan Tuhan? Siapa? Kalau Dia sudah berkehendak, apapun bisa terjadi pada kita. Apapun. In a split second.

Minggu, 17 Agustus 2008

LOWONGAN DJAMAN PENDJADJAHAN DOELOE

Merdeka, Bung! Dirgahayu RI!!!
Iklan ini adalah kutipan dari koran terbitan tahun 1889
yang diambil di perpustakaan nasional.

PENGOEMOEMAN !!! DAG INLANDER,... ..HAJOO ORANG MELAJOE,...KOWE MAHU KERDJA??? GOVERNEMENT NEDERLANDSCH INDIE PERLU KOWE OENTOEK DJADI BOEDAK ATAOE TJENTENK DI PERKEBOENAN- PERKEBOENAN ONDERNEMING KEPOENJAAN GOVERNEMENT NEDERLANDSCH INDIE DJIKA KOWE POENYA SJARAT DAN NJALI BERIKOET:
  1. Kowe poenja tangan koeat dan beroerat
  2. Kowe poenja njali gede
  3. Kowe poenja moeka kasar
  4. Kowe poenja tinggal di wilajah Nederlandsch Indie
  5. Kowe boekan kerabat dekat pemberontak- pemberontak ataoepoen maling ataoepoen mereka jang soedah diberantas liwat actie politioneel.
  6. Kowe beloem djadi boedak nederlander ataoepoen ondernemer ataoe toean tanah ataoe baron eropah.
  7. Kowe maoe bekerdja radjin dan netjes.
KOWE INLANDER PERLOE DATANG KE RAWA SENAJAN DISANA KOWE HAROES DIPILIH LIWAT DJOERI-DJOERI JANG BERTOEGAS :

  1. Keliling rawa Senajan 3 kali
  2. Angkat badan liwat 30 kali
  3. Angkat peroet liwat 30 kali

Kowe mesti ketemoe Mevrouw Shanti, Meneer Tomo en Meneer Atmadjaja Kowe nanti akan didjadikan tjentenk oentoek di Toba, Buleleng, Borneo, Tanamera, Batam, Soerabaja,Batavia en Riaoeeiland. Governement Nederlandsch Indie memberi oepah :
  1. Makan 3 kali perhari dengan beras poetih dari Bangil
  2. Istirahat siang 1 uur.
  3. Oepah dipotong padjak Governement 40 percent oentoek wang djago. Haastig kalaoe kowe mahoe.. Pertanggal 31 Maart 1889 Niet Laat te Zijn Hoor.. Batavia 1889 Onder de naam van Nederlandsch Indie Governor Generaal H.M.S Van den Bergh S.J.J de Gooij

Jumat, 01 Agustus 2008

WORKSHOP FOR TEACHERS: The Use Of Puppets

Dearest fellow teachers...

You are cordially invited to attend a workshop on The Use of Puppets as Learning & Assessment Tools on August 6 '08, at 08-13.00.

Venue: Aula The Senior, Gedung KONI, Senayan (behind Hotel Atlet Century).

Fee: Rp30.000,- including workshop kit & lunch

RSVP: Sandra Sembel (0811 990 570)