Selasa, 29 Mei 2007

Masih Ada Asa

(setelah dicurhati dua arah oleh sepasang sejoli via YM)

Mungkin saja
Banjir bandang di hatimu
Hanya hujan lebat di matanya
Yang akan terhapus oleh senyum matahari
Ketika hari berganti
Dan harapan datang lagi

Putus

Suatu hari seseorang datang tersedu untuk mengadu dan aku hanya bisa jadi pendengar yang baik
*semoga dia baik-baik saja sekarang*

Dua hati yang telah lama merajut angan
Harus melepaskan simpulnya helai demi helai

Sesak
Sesal

Hanya sang waktu yang tahu
Akankah dua hati bertaut kembali?
Atau menempuh jalannya sendiri-sendiri?

Waktu

Waktu memang kejam
Tanpa permisi
Tanpa basa-basi
Dia pergi

Tapi seperti katamu
Waktu mendidik kita
Lewat bertambahnya usia
Dia menorehkan banyak luka
Lalu mengobatinya
Melukai lagi
Dan mengobati lagi
Hingga membuat kita makin dewasa

Satu-Satunya Wanita

Hanya Dira, satu-satunya wanita yang tidak pernah menuntut apapun dariku. Bahwa aku ada, itu sudah lebih dari cukup. Bila aku pulang terlambat dan langsung terlelap, ia tidak pernah kesal. Senyum selalu terkembang di bibir tipisnya. Keteduhan tatapannya selalu menghadirkan kedamaian.

Akupun sangat akrab dengan anak-anaknya, Lukman dan Deza, yang lucu dan manis. Mereka sering berebut perhatianku. Aku memang lelaki liar yang suka anak-anak.

Kembalinya Lula

Dulu Devina Mariskova pernah menggambar lumba-lumba untuk saya.
Inilah akibatnya ;p
Di sebuah tempat di dasar laut, ada sebuah gua yang dihuni oleh sekelompok tiram. Hewan-hewan laut menyebut gua itu Gua Tiram. Gua itu sangat indah dan menyenangkan karena dikelilingi oleh terumbu karang aneka bentuk yang berwarna-warni. Berbaring di dalam gua sangatlah nyaman karena alasnya adalah tumbuh-tumbuhan laut yang tebal dan empuk. Jika hiu-hiu datang mencari mangsa, gua itu bisa menjadi tempat sembunyi yang aman karena lubangnya yang kecil.

Kado dari Tuhan

Siapa yang tidak bangga bersuamikan laki-laki setampan Sugi? Terus terang aku girang bukan buatan begitu mendapati Sugi tergila-gila padaku. Tentu aku jual mahal pada awalnya, biasa toh perempuan? Malu kan kalau banting harga! Aku tidak perlu menunggu lama hingga tiba saatnya Sugi melamarku. Semuanya seperti mimpi. Kisah-kisah asmaraku dengan pria-pria di masa lalu semua membuatku jenuh dan lelah. Jenuh bertengkar dan menyesuaikan diri. Lelah menanti kepastian. Tapi dengan Sugi aku seperti menjentikkan jari saja. Dalam hitungan bulan aku sudah resmi menjadi nyonya Sugiharto, laki-laki tampan berotak encer dan berkantung tebal, pujaan banyak wanita. Aku terbuai dengan kegembiraan, kebanggaan dan kebahagiaan. Biar tahu rasa semua pria yang pernah menyakiti hatiku! Biar tahu rasa semua wanita yang pernah menyepelekanku. Ini Sari! Istri pengusaha muda yang tampan putra pejabat tinggi.

Aku Benci Kucing

Aku terheran-heran melihat upaya kakakku merawat kucing-kucing kesayangannya. Ketika rumahnya terendam banjir, dia terpaksa menyewa kamar kos selama sebulan dan meninggalkan kucing-kucingnya yang tidak sudi mengungsi. Setiap hari kakakku yang baik itu mendatangi atap rumahnya dengan rakit sewaan untuk memberi makan kucing-kucingnya. Dia hanya tertawa ketika aku menyatakan keherananku. “Yaa, kucing-kucing itu kan yang selalu menemani saya mencuci, menonton TV, dan membaca majalah. Mereka sayang saya.”

Kucing Penjahit

Buat sesama pencinta kucing di kemudian.com: Miss Worm, Ayu, Rina, dan Momoderobo. Salam meong!"

Seekor kucing putih bermata coklat duduk manis di atas tumpukan kain denim di depan jendela. Ekornya mengibas-ngibas perlahan dan matanya tampak serius mengamati lalu lalang kendaraan di jalan.

Keisenganku timbul. Kuambil meteran kain dan mulai mengukur badannya. Kucing itu diam saja. Seorang gadis kecil berseragam sekolah yang sedang berjalan menggandeng ibunya berhenti di depan jendela itu.

“Ibu, kucingya mau dibikinin baju!” wajah lucunya tampak kaget dan gembira.

A Bad Day...

...OF A NAUGHTY DOG


I’m Blacky. People say I’m a naughty dog because I like to chase people. I always feel happy when I can run after people and scare them. One day I saw a newspaper boy. He was riding a bike with a basket full of newspapers. I wanted to chase and frighten him. But then he looked at me and threw a stone. It missed. The stone hit a tree. I barked loudly and the boy was really scared. It was so much fun to see the boy afraid of me.

Surat untuk Bapak 1: HARI INI, SETAHUN YANG LALU

Gelap malam yang beranjak pergi
Dan suasana pagi yang membuka hari
Selalu mengingatkanku akan kepergianmu
Pada hari ini, setahun yang lalu

Ada setumpuk sesal
Akan janji yang tak sempat terpenuhi
Dan salah paham yang kerap terjadi

Tapi hari yang berganti
Dan waktu yang terus berlalu
Ternyata mampu menjadi penawar luka
Meski tak bisa melenyapkan parutnya

Bapak . . .
Setahun telah berlalu sejak perpisahan kita
Dan kami tak henti bersyukur kepada Allah
Yang memelihara ruang khusus di hati kami
untuk tetap merasakan kehadiranmu
Yang memelihara ingatan kami
pada semua teladan indah yang kauwariskan
Yang mengizinkanmu menyapa, tersenyum hangat,
dan mewarnai mimpi-mimpi kami

Bapak . . .
Semoga Allah memberimu perhentian yang teduh
dan masa penantian yang terasa singkat
Semoga Allah berkenan mempertemukan kita kembali
Di penghabisan cerita yang abadi

Sial!

Satu hari yang berat lewat. Dimulai dengan suara gelas pecah yang bikin mimpi gue buyar. Untung ada gelas pecah, kalo enggak ga tau deh gua bakal bangun jam berapa, secara tadi malem jam tiga baru tidur. Gue emang suka gitu. Aneh. Orang-orang laen kalo gak bisa tidur itu kan karena ada beban pikiran ato karena nonton bola. Tapi gue enggak tuh. Gak bisa tidur karena gak bisa aja. Jadi deh gue sibuk bebenah. Nyortir baju. Pokoknya hal-hal yang gak masuk akal dilakukan orang lepas tengah malam.

Gelas yang pecah itu jadi penyelamat gue. Waktu menunjukkan pukul 6:30. Gilingan! Gue harus naik ojek kalo gak mau terlambat. Tapi... ya ampun! Ada PR yang belum dibikin. Pelajaran pertama pulak. Akhirnya setelah mandi bebek sekedarnya, gue putusin naek bajaj aja dan... bikin PR di bajaj.

Jumat, 11 Mei 2007

WRITING Series (One-Year English Program)

These books have been designed to enhance the students' writing ability.  Each book contains 8 units, with each unit covering 2 lessons.  Instruction in the various writing techniques is imparted through the use of interesting topics while recycling of these techniques is carried out wherever possible.  Although the focus of this book is on writing, the other skills (listening, reading and speaking) are also incorporated in the activities.  In addition, particular grammar points which are relevant to the topic discussed are reviewed for reinforcement.  Through these books, students are expected to improve their fluency as well as accuracy in the use of English, enabling them to write clear and comprehensible pieces of writing.

Written by:
Mukti Mulyana
with
Dandy Fikhriyanto, Shinta Harini, Gabriel Ferry Halim, Ratih S. Jatmiko

Peer editors:
Gabriel Ferry Halim, Heddy Triyana Putra, Shinta Harini

Language consultants:
Paul Lincoln Hudson, Jean Hamel, Micheael John Kelley

Editors:
Noni Rachman, Aisah Sulaeman, Vera Djuliarso, Efigenia Ismail

Layouters:
Gabriel Ferry Halim, Mukti Mulyana

Illustrator:
Gabriel Ferry Halim

Printed by:
PT Siwibakti Darma

Voice talents:
Heddy Triyana Putra, Jean Hamel, Michael John Kelley, Mukti Mulyana, Ratih Sumiratingratri, Yvonne C.J. Wotulo

Recorded and mixed by:
Hendi (Citra Studio)