Jadilah arena perkenalan ini penuh kalimat-kalimat yang bikin ngakak. Misalnya saja perkenalan Sulaiman Hari Prabowo alias Sule.
Ehmm.. hemm! Hemm..! Nama saya Sulaiman Hari Prabowo. Tetangga biasa manggil saya: Sule. Sumpah, saya nggak tahu kenapa begitu. Mudah-mudahan bukan karena katarak. Meskipun ngerasa aneh saya tetap bersyukur. Mereka nggak manggil saya OLGA. Amit-amit jabang bayi. *ngelus-ngelus puser*
Saya adalah seorang karyawan. Umur belum ada tiga-puluh. Meski seneng ngutak-atik yang namanya komputer, waktu kuliah saya nggak ngambil komputer. Nggak berani! Takut digebukin sama satpam. Jadi, saya mengikuti apa yang menjadi kemauan bapak saya. Manajemen. Keren yach?! Love you Dad.. Emuachhh!!
Oh iya, saya dari Klaten. Klaten itu tetangganya Yogyakarta. Dan, masih sodaraan sama Solo. Kota kecil yang terkenal dengan Ayam Bakar-nya.
Saya pernah maen band. Waktu kecil pernah juara II lomba baca puisi. Juga maen teater. Saya bangga sekali kalo inget pas maen teater. Itu adalah kenangan terindah saya semasa anak-anak. Soalnya, waktu itu, saya berperan sebagai pohon. Nggak lah.. yang ini bercanda. Saya dapet peran penting meski bukan pemeran utama.
Oke. Segitu dulu..
Hihihi. Lucu, kan? Ya, tentu saja. Karena sense of humor peserta memang menjadi modal utama untuk masuk ke kelas ini. Jadi, bukan hanya trainer-trainernya yang kocak, murid-muridnya pun kerap bikin "rusuh", mereka rela melawak balas-balasan komentar sampe mulut berbusa.
Seru? Sangaaat!
Nah, materi pertama kelas komedi ini disampaikan oleh seleb Tasik yang sudah tak asing lagi di jagat hiburan perbukuan, Iwok Abqary, penulis novel Cewek-Cewek Tulalit, Iron Man, Gokil School Musical, dll. Meskipun materi dipersiapkan oleh Iwok Abqary, tetapi saya dan Rezki Dayan tetap stand by memback-up dari balik layar. Bersama-sama dengan segenap jiwa raga, kami bertiga berusaha menjawab serbuan pertanyaan peserta yang sangat kritis dan penasaran. Ya, mereka penasaran, kenapa kalau menulis komedi kok kesannya garing semriwing? Apa saja, sih, trik-trik ketiga trainer ini yang selalu sukses mengocok-ngocok perut pembaca buku-bukunya?
Dan, sebagai trainer yang baik dan benar serta tak pelit berbagi ilmu, kami pun sharing bagaimana-bagaimananya. Alhamdulillah, hingga akhir pelajaran, pertanyaan peserta dapat kami jawab dengan baik dan memuaskan. Dengan memberikan jawaban sesuai teori dikombinasi dengan pengalaman pribadi masing-masing trainer yang sudah malang melintang di genre komedi dunia perbukuan, insya Allah memberikan pencerahan yang komplit dan nyata. Bukan asbun, apalagi asbak. Tapi benar-benar sudah dibuktikan kebenarannya. Hm ... asyik, kan?
Di akhir pelajaran, peserta diberikan tugas untuk membuat deskripsi sebuah cerita dengan lokasi kamar mandi. Hari Sabtu, peserta diwajibkan memosting tugasnya di doc, kemudian akan dilakukan sesi "kursi listrik" di mana karya peserta akan dibahas oleh trainer-trainer berpengalaman ini.
Bagaimana serunya kejutan dan setruman kursi listrik yang mendebarkan itu? Nantikan reportase selanjutnya, ya ... !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar