Minggu, 16 Desember 2007

PETUALANGAN ZORRO (Citibank Anniversary 2003):

Dimainkan oleh para pegawai Citibank di Hotel Mulia
pada perayaan HUT Citibank tahun 2003,
coreography: Sherly Swissa Rustam, recording: Blewah studio
PEMBUKA

Musik : Mask of Zorro (instrumental) + 5 detik
Teman Carmelita di tengah panggung membawa bakul dagangan senjata, meletakkan dagangan dan membuka cadar lalu mengelap senjata dengan cadar itu. memanggil Carmelita.

TC : Carmelitaaaaa…. (kenes)

Carmelita keluar, beres-beres dagangan + 5 detik

Carmel : Aduh, untung ya, kita. Teror di mana-mana. Dagangan ludes kaya’ pisang goreng.
TC : Eh, liat! Yang itu teroris bukan, ya?

Musik + 10 detik Mask of Zorro (instrumental) + 5 detik
Zorro lewat, pandangannya pada Carmelita tidak lepas (leher sampe mlintir), akhirnya jatuh kesandung
Carmelita dan temannya cekikikan.

TC : Bosen ah, di sini. Terorisnya nggak lewat-lewat.
Carmel : Pindah ke bawah pohon mangga aja, yuuuk…
Pause 3 detik


Kamis, 13 Desember 2007

TEFL Workshop at UI

This morning I attended another TEFL workshop after taking quite a long sabbatical. It was given by Mary Ann Christison from University Of Utah.I found the two workshops eye-opening. The 1st one was "Peer Coaching" and the 2nd one was "Using Learning Theory To Create Effective Instruction."

PEER COACHING
It is a process wherein two teachers observe each others' courses, discuss what they see, and help each other solve problems.To be able to do that we need a partner and a class observation.

Rabu, 07 November 2007

Ciko and Sila

Adik-adik,

Kalian pernah punya teman kembar? Atau jangan-jangan kalian sendiri yang kembar? Ciko anak laki-laki yang sensitif, suka tantangan dan reaksioner. Sila anak perempuan yang.berani dan percaya diri. Ciko dan Sila adalah sepasang saudara kembar yang tidak pernah bisa diam, kreatif dan banyak akal. Ada-ada saja yang mereka lakukan: mengejar pencuri, mengecat kelinci, dan membuntuti lelaki tua yang misterius, pokoknya seru! Ayo baca ramai-ramai kisah keseharian mereka, hanya di C'nS Junior.

Selasa, 06 November 2007

The Magic Carpet

Adik-adik,
Sidik adalah cucu pengumpul daun jati yang hidup sederhana di tepi hutan.  Dia anak yatim-piatu yang baik hati dan selalu menolong siapa saja tanpa pamrih.  Suatu hari ia menolong seekor burung kecil yang terluka sayapnya.  Ternyata burung kecil itu mempunyai benda sakti:  sehelai karpet terbang yang bisa digulung dan tampak seperti ransel.  Burung kecil itu memberikan karpet sakti kepada Sidik, dan hari-hari anak itu tak pernah sepi lagi.  Ke mana saja Sidik dan burung kecil itu pergi bertualang?  Simak kisah-kisah serunya, hanya di C'nS Junior.  O iya, gambar-gambar lucu ini hasil karya Kak Budi Utomo & Kak Andie Anakota.

Jumat, 21 September 2007

BILA PEKERJAAN SUDAH JADI BEBAN

Kontributor: Melvi Yendra

Tiap pekerjaan adalah beban. Tentu saja. Tidak ada pekerjaan yang tidak menekan dan tidak berbeban. Tidak ada pekerjaan yang tidak punya target.

Memang enak kalau tidak bekerja, bisa santai, ngaso, berleha-leha. Tapi mau makan apa? Jadi, kesimpulannya tetap harus bekerja. Tapi bekerja apa? Kan, semua pekerjaan adalah beban? Adakah pekerjaan yang tidak berbeban, atau dengan kalimat lain, adakah pekerjaan yang berbeban tapi tidak terasa menjadi beban?

Ada. Itulah pekerjaan yang diidamkan semua orang. Seorang sahabat cabut dari sebuah perusahaan asing yang menggajinya belasan juta per bulan. Kenapa? Karena dia tidak bahagia dengan pekerjaaannya. Pekerjaan itu menjadi beban buatnya. Dia lalu pulang kampung, meninggalkan karier cerahnya serta gaji belas jutaan, lalu mengolah kolam ikan milik keluarganya, yang walau hasilnya tak seberapa, membuat dia sangat bahagia.

Di sisi lain, banyak orang yang sudah malas menjalani pekerjaannya. Menjalani hari-harinya penuh dengan keterpaksaan, karena pekerjaannya tidak lagi membuatnya enjoy dan bahagia. Dia terpaksa tiap bulan menerima gaji yang dihasilkan dari ketidaktotalannya dalam bekerja. Perusahaan membiarkannya menjadi beban perusahaan dengan memberi pekerjaan yang membuat dia merasa terbebani. Siapa yang salah?

Kadang kita ini banyak yang menjadi pembohong pada diri sendiri. Menjalani pekerjaan yang sudah lagi tak disenangi, karena takut kehilangan mata pencaharian. Terus begitu. Berangkat pagi pulang petang, dengan perasaan tidak bahagia. Tiap bulan menerima gaji yang mungkin berlebih, mungkin pas-pasan, mungkin pula kurang. Syukur-syukur berlebih, kalau kurang, semakin menderita, bukan?
Kenapa pekerjaan seperti itu terus dipertahankan? Ayo, cari pekerjaan yang membuat kita bahagia dan senang. Cari pekerjaan yang membuat kita selalu bisa tertawa dan tersenyum lepas tanpa ditahan-tahan. Cari pekerjaan yang bisa membuat kita bisa menikmati hari-hari kita dengan penuh rasa kegembiraan. Pekerjaan yang menyenangkan tidak selalu berbanding lurus dengan besar gaji yang diberikan. Ada pekerjaan yang mungkin bergaji kecil, tapi membuat beberapa orang bahagia menjalaninya.

Sudahkah Anda menemukan pekerjaan seperti itu?

Senin, 17 September 2007

Dua Kencan

Jangan tanya udah berapa lama gue tetanggaan ama Dani. Banyak hal memalukan tentang dia yang gue tau. Gue inget waktu SMP dia pernah nangis minta duit sama tukang bakso, buat ongkos pulang. Gini, waktu itu dia ketiduran di bis. Bangun-bangun udah nyampe terminal Depok, padahal rumah kita di daerah Pejaten. Amit-amit. Mungkin itu sebabnya gue gak pernah sekalipun mikirin Dani dalam versi romantis, il-fil aja... cowok kok cengeng! Meskipun harus diakui, dia kreatif juga... dan berani (kalo gue jadi tukang baksonya bakalan gue labrak tuh anak).
Kalo aib gue yang dia tau... mmm... sebenernya gue males mempermalukan diri sendiri. Tapi karena hari ini gue lagi hepi (tadi siang baru jadian ama Seno) gak pa-pa deh gue ceritain. Dulu tiap pelajaran matematik gue selalu ijin ke WC. Suatu hari seperti biasa gue bawa komik Detektif Conan ke ‘tempat persembunyian’. Dua menit kemudian pas gue mo keluar, kuncinya macet. Jadi deh gue jejeritan minta tolong. Pas gue berhasil keluar, segerombolan pencela udah mejeng di depan pintu. *tutup muka karena malu*

Rabu, 12 September 2007

Speaking skills: Teaching ideas | Onestopenglish

Tips and tricks to help you prepare for English speaking practice in the classroom.
Inside Teaching ideas
  • Drama activities

    Six drama activities for the ELT and ESL classroom.
  • Dramatic dialogues

    Using dialogues to practise intonation, functions and structures.
  • First day

    Lindsay Clandfield provides six tried and tested speaking activities perfect for your first day with a new class.

    Raising students' awareness of the uses of 'OK' as a discourse marker. Students find out the disputed etymology of 'OK' and practise using it as a discourse marker.


    •  
    • Get out of the classroom 1

      Author: Lindsay Clandfield Level: Starter/beginner, Elementary, Pre-intermediate, Intermediate, Upper intermediate, Advanced
      Ideas for outdoor lessons which will have an element of English in them.



      • Get out of the classroom 2

        Author: Lindsay Clandfield Level: Starter/beginner, Elementary, Pre-intermediate, Intermediate, Upper intermediate, Advanced
        Ideas for outdoor lessons which will have an element of English in them. 
    •  


    Rabu, 18 Juli 2007

    51 ALASAN (51 REASONS)

    Penulis: Shinta Harini; penerjemah: Ratih Soe
    (versi bahasa Inggris diterbitkan di majalah C'nS, Jakarta;
    versi bahasa Indonesia diterbitkan di
    Jurnal Cerpen Indonesia edisi 06/2006, Logung Pustaka, Jogjakarta)

    “Oh God, I miss her. I miss her so much!”
    From behind her clamped hands a soft sob was heard. It was no use, she thought bitterly, despairingly. No matter how hard she pleaded, God would still not budge. And she knew this, for He had all the plans for the universe and they would not alter just because one little angel like her missed somebody and wanted that somebody to be taken to heaven for her own sake.

    Frayed breaths still followed and later were replaced by small hitches and soft sighs as the angel got calmer. She took away her tear-soaked hands from her face and slowly put them flatly on the table. Looking around, she felt even more lonely and miserable. God, however, had answered her plea and made her think about why somebody had to remain on Earth. But she was not only to think. God had also asked her to write down the reasons.

    Senin, 16 Juli 2007

    From The Free Dictionary

    Spelling Bee





    difficulty level:



    score: -
    please wait...
    spell the word:




    Match Up


    Match each word in the left column with its synonym on the right. When finished, click Answer to see the results. Good luck!
















     



    Hangman
    provided by TheFreeDictionary

    Word of the Day












    Today's Birthday








    In the News








    Quote of the Day













    Sabtu, 14 Juli 2007

    LEGAL ENGLISH SUCKS! YUCK!

    Sebagai penerjemah lepas di Penerbit Serambi, order yang saya terima tidak berkesinambungan. Kalau sedang laris manis, order datang seperti berondongan senapan mesin. Tapi kalau sedang sepi, wuiiih... (nada suara keras dan tinggai) ya sepi!!! (nada suara datar, sok polos)

    Pada suatu hari Minggu yang cerah saya diminta menemani editor saya untuk mempromosikan terjemahan saya yang terakhir "Jack Si Pemberani" (Bloody Jack) karangan L.A. Meyer di Pro2 FM. Karena seumur hidup belum pernah menjadi orang yang diwawancarai, on air pula, jadilah saya gelagapan dan keteteran. Dan entah karena hal itu atau bukan, sejak itu saya lamaaaa tidak mendapat order lagi.

    Karena perasaan waswas yang mendobrak logika, saya yang bermental tempe ini lantas berpikir mungkin mereka sudah kapok memakai jasa saya dan atas pertimbangan itulah maka saya bulatkan tekad untuk mengambil kursus Legal Translation di Atma Jaya, dan memberanikan diri untuk ikut ujian tahun ini.

    Saya tahu bahwa kita TIDAK BOLEH menyesali apa yang sudah kita putuskan. Oleh karenanya saya BERUSAHA untuk tidak menyesali keputusan saya mengadu nasib di bidang yang satu ini. Hmm...

    Tapi aku cuma perempuan biasa dan aku menyesallll!!! Akkuu merasssaaa kottooorrrrrr...

    MULAI MENULIS PROSA-FIKSI

    Ditulis oleh Sefryana Khairil Bariyah , rekan penulis di kemudian.com

    Ada sedikit tips niyhh.. Semoga bermanfaat yah!!Aku membuat tips ini setelah belajar mata kuliah apresiasi prosa-fiksi di kampus.

    Sebagai dasar dari penulisan, tentunya kita sebagai seorang penulis harus mempunyai rasa percaya diri, yakinlah kalau apa yang kita hasilkan adalah karya kita yang terbaik. Katakan pada diri kita kalau kita BISA! Mulailah menulis, jelek atau bagus itu urusan belakangan.

    Langkah pertama dalam penulisan adalah, kita harus mempunyai ide cerita. Ide cerita tersebut dapat kita dapatkan dari mana saja, dari teman, dari lingkungan dari mana saja! Dari ide cerita tersebut kita kembangkan imajinasi kita. Tanyakan pada diri kita, sebenarnya, apa sih yang kita mau. Dari situlah, kita mulai mendapatkan ide baru untuk memunculkan sebuah konflik.

    Kerahkan semua panca indera kita untuk dapat mendeskripsikan apa yang kita bayangkan. Contoh: angin berhembus lembut, mengelus kulit…

    Kita harus menghubungkan sebab dan akibat yang terjadi pada setiap peristiwa yang terjadi. Bentuk lain deskripsi ini disebut deskripsi ekpositori. Deskripsi ini bukan hanya ‘apa’ tapi ‘bagaimana’ sesuatu itu terjadi. Setiap hal yang mengiringi sesuatu yang dicermati, juga perlu di cermati. Lalu hubungkan dengan sebab dan akibatnya sehingga membentuk sebuah peristiwa.

    Ada tiga fungsi flashback, yaitu trigger of action maksudnya yang berperan adalah tindakan tokoh setelah mengalami flashback. Kedua, reason of action maksudnya flashback muncul di bagian akhir cerita sebagai penjelas tindakan si tokoh sebelum flashback muncul. Ketiga, flash back muncul sebagai bumbu cerita. Artinya flashback muncul sekali-sekali ditengah-tengah action yang tengah berjalan.

    Banyak yang bertanya tentang apa alur dan plot dan samakah keduanya? Jawabannya, berbeda. Alur merupakan batang tubuh cerita yang bergerak lurus, sedangkan plot adalah penggeraknya. Alur berjenis maju, mundur atau campuran sedangkan plot dari awal, konflik, penyelesaian sampai klimaks.

    Semoga membantu.. Keep writing, friends!!

    Jumat, 13 Juli 2007

    FILM TERAKHIR

    Dah lamaaaaaaa banget gue gak nonton DVD. Trakhir yang gw tonton judulnya Music And Lyrics. Yang maen Drew Barrymore ama Hugh Grant. Ringan dan menghibur. Bagian yang paling gue suka adalah waktu mereka kolaborasi nyiptain lagu. Seru. Seneng aja liat proses kreatif yang begitu sungsang sumbel.

    Kenapa seru? Asal tau aja, nulis bareng is really not that easy secara yang ada malah tarik urat plus adu otot, atau... saling menghindar dan mendiamkan karena ego dua (atau lebih) pencipta terpaksa disingkirkan. Hahahahh, curhat colongan!

    Lagunya juga gue suka. Nyanyi yuks?

    I’ve been living with a shadow overhead
    I’ve been sleeping with a cloud above my bed
    I’ve been lonely for so long
    Trapped in the past,
    I just can’t seem to move on
    I’ve been hiding all my hopes and dreams away
    Just in case I ever need em again someday
    I’ve been setting aside time
    To clear a little space in the corners of my mind
    All I want to do is find a way back into love
    I can’t make it through without a way back into love
    Oh oh oh

    I’ve been watching but the stars refuse to shine
    I’ve been searching but I just don’t see the signs
    I know that it’s out there
    There’s got to be something for my soul somewhere
    I’ve been looking for someone to shed some light
    Not just somebody just to get me through the night
    I could use some direction
    And I’m open to your suggestions
    All I want to do is find a way back into love
    I can’t make it through without a way back into love
    And if I open my heart again
    I guess I’m hoping you’ll be there for me in the end
    There are moments when I don’t know if it’s real
    Or if anybody feels the way I feel
    I need inspiration not just another negotiation
    All I want to do is find a way back into love
    I can’t make it through without a way back into love
    And if I open my heart to youI’m hoping you’ll show me what to do
    And if you help me to start again
    You know that I’ll be there for you in the end

    KEPADA TAUFIK SAVALAS

    Ratih S. Jatmiko

    Kau pergi meninggalkan orang-orang tercinta
    Dan orang-orang yang memorinya diisi setumpuk kenangan jenaka tentangmu
    Termasuk aku

    Di titik yang sama di Purworejo dua belas tahun yang lalu
    Aku dan keluargaku hampir mengalami apa yang kau alami, Taufik
    Tapi Allah menghindarkan kami dari truk sialan itu dan menceburkan kami ke sawah
    Rupanya izin tinggal kami di sini masih diperpanjang
    Tapi milikmu ternyata sudah jatuh tempo
    Ahh...
    Kematian memang rahasia Allah, Taufik

    Aku ingin berterima kasih padamu
    Untuk setiap senyum yang kau kembangkan dari hatiku
    lewat ASAL
    lewat Republik BBM
    lewat setiap penampilanmu yang tidak pernah menghina atau merendahkan sesama manusia

    Selamat jalan, kawan
    Semoga Allah memuluskan perjalananmu
    Dan menjaga mereka yang kau tinggalkan

    Kamis, 12 Juli 2007

    KETIKA DEBBY SAHERTIAN JADI PRAMUGARI

    Kontributor: Riezka Cantik Lestari (edited)
    Ledis en jentelmen,
    kulit bekudis ditempel semen.

    Bouw, bouw, sesuai peraturan penerbangan, ik mawar kasi liat cara pake itu sabuk yang ada di pinggang jij, baju buat mengapung-apung, dan masker oksigen di kala napas sesek biar jij nantinya bisa selamet.

    Coba sini diliat dulu cara pasang itu sabuk yang melilit di pinggang jij, cara ngunci biar gak gampang lepas,ngencengin, dan ngelepasinnya. Baju ngapung ada di bawah kursi yang jij dudukin, jangan dipake kecuali nanti mas kapiten ngajak berenang bareng.

    Eit jangan lupa, itu barang jangan jij pindah-pindahin yaa, apalagi dibawa pulang buat pajangan salon. Yang ketauan sama ik, bakalan ditabok kanan kiri atas bawah depan belakang deh. Iiiih...

    Cara make'nya, itu baju dikalungin di leher jij, ati-ati kekencengan, tar gak bisa napas. Makanya kudu ati-ati deh yah. Biar bisa ngapung, jij tarik itu pencetan warna merah delima, atau jij tiup itu pipanya.

    Kalo nanti kluar lewat jendela darurat, itu baju apung dikembangin pas di luar aja deh, kalo di jendela nanti mampet karena gak muat. Aaihh.. ampe kritiing tangan ik narikin pencetannya keras. Adduuuh..gimana sih nih..
    Eh, asal jij semua pada tau ya, ini pesawat punya dua pintu darurat: di depan, ada dua di belakang, dan ada dua lagi jendela darurat di tengah-tengah. Jadi keluarnya jangan rebutan ya.

    Kalo nanti tiba-tiba napas sesek dan bukan karena sabuk yang di pinggang kekencengan, bukan pula karena salah masang pelampung, masker oksigen bakalan nongol dari atas kepala jij, tarik aje dah trus napas kayak biasa.

    Kalo ada anak kecil, jij jij yang ude tuwir mesti pake dulu sendiri baru deh jij nolongin tu anak.

    Kartu gambar biar selamet ada di kantong kursi di depan jijduduk, silakan dibaca dan dihayati dengan seksama yaaah..
    Endang Sukamti, Chintya Lamusu,
    trimakasi, God blesss you.
    Yyuuuk... mariii..

    SINAR CAHAYA AYAT KURSI

    Chika Lestari (edited version)
    Dalam sebuah hadits, disebutkan perihal seekor syaitan yang duduk di atas pintu rumah. Tugasnya ialah untuk menanam keraguan di hati suami terhadap kesetiaan isteri selama di rumah dan keraguan di hati isteri terhadap kesetiaan suami selama di luar rumah. Sebab itulah Rasulullah tidak akan masuk rumah sehingga Baginda mendengar jawaban salam dari isterinya. Di saat itu syaitan akan lari bersama-sama dengan salam itu.

    Hikmat Ayat Al-Kursi menurut hadits-hadits:

    1) Barang siapa membaca ayat Al-Kursi bila berbaring di tempat tidurnya, Allah SWT mewakilkan dua orang Malaikat memeliharanya hingga subuh.

    2) Barang siapa membaca ayat Al-Kursi di akhir setiap sembahyang fardhu, dia akan berada dalam lindungan Allah SWT hingga sembahyang yang lain.

    3) Barang siapa membaca ayat Al-Kursi di akhir tiap sembahyang, dia akan masuk surga dan barang siapa membacanya ketika hendak tidur, Allah SWT akan memelihara rumahnya dan rumah-rumah di sekitarnya.
    4) Barang siapa membaca ayat Al-Kursi di akhir tiap-tiap shalat fardhu, Allah SWT menganugerahi dia hati yang bersyukur, perbuatan yang benar, pahala nabi2, serta limpahan rahmat.

    5) Barang siapa membaca ayat Al-Kursi sebelum ke luar rumah, maka Allah SWT mengutus 70,000 malaikat untuk menghampirinya--mereka semua memohonkan ampunan untuknya dan mendoakannya.

    6) Barang siapa membaca ayat Al-Kursi di akhir sembahyang, Allah SWT akan mengendalikan pengambilan rohnya dan dia bagaikan orang yang berperang bersama Nabi Allah sehingga mati syahid.

    7) Barang siapa yang membaca ayat Al-Kursi ketika dalam kesempitan niscaya Allah SWT berkenan memberi pertolongan kepadanya.
    Dari Abdullah bin 'Amr r.a., Rasulullah S.A.W. bersabda, "Sampaikanlah pesanku biarpun satu ayat..." "Utamakan SELAMAT dan SEHAT untuk duniamu, utamakan SHOLAT dan ZAKAT untuk akhiratmu."
    Subhanallah...

    THE POWER OF NOT KNOWING: Three In One

    Ratih S. Jatmiko
    A tribute to my mentor in administration and organizing things

    Suatu sore, dengan Toyota Corolla DX warna merah keluaran tahun '80, saya berkendara dari LIA Pengadegan menuju Atma Jaya dengan rekan sejawat dan teman bergosip saya. Sepanjang jalan kami tertawa miris karena kami hanya berdua, padahal aturan three-in-one mulai diberlakukan.

    "Jangan kuatir. Kan kita betiga. Sama dia," kata saya terbahak-bahak seraya menunjuk boneka sapi kecil yang tertidur damai di atas dashboard sambil menjalankan tugasnya menyimpan tisu.

    Dengan gembira (sekaligus berdebar-debar) saya berpura-pura memanggili polisi-polisi yang kami lihat di jalan, "Tangkep dong, Pak. Kita kan cuman bdua. Ayo dong, Pak. Tangkep dong!"

    Setelah "lolos dari lubang jarum" barulah saya mengaku bahwa SIM saya sudah 2 tahun kedaluwarsa. Dan dia hanya bisa geleng-geleng. Kami memang seperti langit dan bumi. Dia sangat teratur, tertib, by the book, dan lemah-lembut, prototipe wong Jowo tenan. Itu juga bisa dilihat dari cubicle kami yang ditempatkan bersebelahan. Mungkin Anda akan berkomentar, yang terawat, yang tidak terawat.

    Adalah suatu berkah bahwa hari itu tak seorang polisi pun berinisiatif menangkap kami. Saya GR. Apa mungkin itu karena mereka malas menghentikan mobil saya yang sudah tidak remaja lagi ini? Hmmm...

    Kira-kira satu setengah tahun yang lalu, dalam rangka ingin melihat dunia (saya sudah lamaaaa sekali bekerja di LIA dan sebagai manusia normal sering merasa ingin pindah ke lain hati), saya melamar (kembali) ke ALC. Mereka menyambut gembira dan langsung memberi saya dua kelas berturut-turut di sebuah perusahaan asing bernama APL di daerah Medan Merdeka coret.

    Seminggu dua kali saya datang lebih awal sehingga bisa meluncur meninggalkan kantor sebelum kemacetan menghadang. Dan dua kali seminggu pula saya rutin melewati zona three-in-one: Gatsu, Sudirman, Thamrin. Waktu itu saya tidak begitu ngeh jam berapa sesungguhnya peraturan itu (dianggap) berlaku. Tiga bulan saya lewati dengan selamat, dengan SIM yang sudah kedaluwarsa pula.

    PEMBELAAN DIRI SI PENUNDA

    Ratih Sumiratingratri
    (sebuah persembahan untuk sahabatku, my partner in crime, Srisna Lahay)

    Bagi orang-orang yang tidak cukup mampu mentolerir stres, kebiasaan menunda pekerjaan bisa membuahkan rasa sakit yang tak terperi, yang berpangkal dari perasaan bersalah dan kepercayaan diri yang terkoyak. Para penunda menghindari pekerjaan yang harus segera diselesaikan. Malangnya, pekerjaan-pekerjaan yang tidak memerlukan ketergesaan adalah godaan maha dahsyat bagi para penunda, termasuk saya dan sahabat saya Srisna.

    Ada empat alasan sederhana mengapa orang-orang tertentu suka menunda pekerjaan. Pertama, mereka tidak yakin bahwa mereka mampu melakukan suatu pekerjaan dengan baik. Mereka cenderung menghindari kenyataan. Analoginya seperti seorang gadis yang tidak yakin bahwa dia mencintai seorang pemuda yang mengejar-ngejarnya pagi, sore, siang, malam. Karena bingung, dia memilih tidak membalas semua SMS dan tidak mengangkat semua telepon dari sang pemuda.

    Alasan kedua, mereka khawatir pekerjaan yang kelihatannya maha berat itu akan menyedot waktu mereka. Mereka cenderung menunda suatu pekerjaan hingga pekerjaan itu mendapatkan satu kavling waktu sendiri, sehingga tidak perlu berbagi waktu dengan pekerjaan-pekerjaan yang lain.

    Ketiga, mereka adalah perfeksionis dengan harapan yang terlalu tinggi untuk diwujudkan. Mereka takut berbuat salah. Mereka malu jika orang lain melihat kelemahan mereka. Daripada menyerahkan suatu pekerjaan sesegera mungkin dengan banyak kesalahan, lebih baik berlama-lama mengoreksi dan merevisi.

    Keempat, mereka punya toleransi yang rendah terhadap apa yang terjadi di sekitarnya. Semua keadaan, peristiwa, dan orang-orang yang berkelebat di depan matanya adalah godaan.

    Sesungguhnya kebiasaan menunda pekerjaan bisa jadi tidak berakibat terlalu fatal, selama kita sadar bahwa kebiasaan yang satu ini juga memiliki kelebihan. Anda tidak percaya?

    Begini. Seorang penunda biasanya menunda penyelesaian suatu tugas penting untuk melakukan hal-hal lain yang (kelihatannya) tidak begitu penting. Disadari atau tidak, hal itu bisa dianalogikan seperti membayar hutang yang jatuh tempo jauh di depan, sama dengan mengurangi beban di masa mendatang, begitulah.
    Contohnya, sekarang saya seharusnya menyelesaikan penulisan buku Star jilid 2 untuk LIA, Book Of A Young Artist jilid 2 untuk Erlangga, dan... untuk...(maaf, rahasia!), tapi apa yang saya lakukan? Saya hanya menyentuh mereka seperlunya. Sebagian besar waktu saya justru saya habiskan untuk mengerjakan terjemahan (yang tenggatnya masih jauuuuuuuh), bersosialisasi, blogging, membuat proposal ke penerbit-penerbit lain, membereskan koleksi buku dan DVD saya, menyortir gelas, dan melabeli alat-alat tulis. Bukankah kedengarannya konyol? Menurut Anda saya sedang menggali lubang kubur saya sendiri? Bisa jadi. Tapi saya justru merasa sedang menyiapkan jaring agar saya merasa nyaman ketika akal sehat saya kembali (lagi) dan akhirnya memutuskan untuk fokus.

    Begini penjelasannya. Jika di antara pekerjaan-pekerjaan (tidak penting) yang saya lakukan itu menghasilkan buah yang manis, maka hati saya jadi gembira. Karena gembira, mood saya terbangun. Dengan begitu, pekerjaan-pekerjaan yang tertunda tadi bisa terselesaikan dengan baik dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

    Jika Anda belum percaya, saya punya contoh lain. Ketika sedang mengikuti proses penyaringan untuk menjadi guru di LIA, saya harus menyiapkan rencana ajar (lesson plan) sebagai persiapan ujian praktik mengajar. Saya punya waktu dua hari. Apakah saya menggunakan waktu saya dengan efektif? Tidak sama sekali. Di hari Sabtu seharian saya bermain pingpong dengan anak tetangga. Hari Minggunya... hmmm... hari Minggu kan harinya keluarga, tentu saya lebih memilih pergi dengan ayah dan ibu saya ke sana ke mari. Malamnya? Ketika semua orang sudah tidur, barulah saya menjerang air dan menyeduh segelas besar Kapal Api, lalu mulai fokus pada "hutang" saya. Dan hasilnya? Yaaaaa... tidak terlalu bagus memang, tapi toh saya tidak gagal. Dan anak tetangga itu menjadi sahabat baru saya.

    Hmmm... tapi bukan berarti saya orang yang mampu mentolerir stres. Sekarang saya sedang dalam keadaan "hampir gila". Tapi saya yakin, even this will pass.

    Jumat, 06 Juli 2007

    A Review On THE 8th HABITt: FROM EFFECTIVENESS TO GREATNESS by Stephen R. Covey

    Ratih S. Jatmiko's review on
    "The 8th Habit: From Effectiveness to Greatness" by Stephen R.Covey
    Free Press, New York, 2004, pp.5, 97-98, 313, 315, 409

    Have you ever met somebody who changed how you see yourself? Stephen R. Covey, an internationally respected leadership authority, family expert, teacher, organizational consultant and author who has written several acclaimed books, including the international bestsellers, The 7 Habits of Highly Effective People and The 8th Habit, says that his life profoundly changed when the president of the organization he had recently joined as a young man, entrusted him with a new assignment. He was asked to travel around the country and train local leaders, most of them much older than himself. Feeling young and inexperienced, Covey hesitated. Noticing his slow response, the president looked straight at him and said, “I have great confidence in you. You can do this. I will help you to prepare to teach. . .” This vote of confidence and promise of support is what gave Covey the courage to look within himself. As he says in his book, The 8th Habit, “His confidence, his ability to see more in me than I saw myself, his willingness to entrust me with responsibility that would stretch me to my potential unlocked something inside me. I accepted the assignment and gave my best.”

    It was not easy. Covey says that it took a lot out of him physically, mentally, and emotionally—even spiritually. But the result was that he grew and as he did, the people he taught and touched also grew along with him. By the time Covey returned home, he had found his “voice”; he knew that what he wanted to do was to devote his life to unleashing human potential.

    The confidence of one man who saw in Covey what he himself did not recognize was the trigger that unleashed his own potential. Later on, Covey realized that he was not the only one the president treated this way. Being a true leader, this wise man had seen what each person could do and by getting each one to realize his potential, he had tapped into the “voice” of each individual’s spirit. Each one he touched gave the courage and passion to do his best and this kind of performance contributed significantly to the success of the organization. While the challenges were always there, this wise leader gave inspiration and motivation. He provided them with the resources they needed, and in the process, empowered them to become “true leaders with accountability and stewardship.” It was this affirmation of others and the ability to unite them in vision toward their work that made others lead and serve in the same way. His great gift to those who worked under him was his ability to get each one to find his own “voice”.

    In Stephen Covey’s words: “Leadership is communicating to people their worth and potential so clearly that they come to see it in themselves.” Most people often do not realize their own gifts and talents, perhaps because they have never been given the opportunities to develop them, or no one has ever seen their potential, or simply because each time they tried to do something, the only responses they got were put-downs. It takes a true leader to see what is unique in each person and to empower that person by getting him to use those gifts which are uniquely his. Once the individual is aware of his gifts and talents and puts them to use, he magnifies and uses them to empower others. A person who does not put his gifts and talents to use by ignoring or keeping them buried, loses them as well as the influence and opportunities he might have gained. The former has found his “voice” and has made the choice to become a leader.

    In his book, The 8th Habit: From Effectiveness to Greatness, Stephen R. Covey mentions that “voice” lies at the nexus of talent, passion, need, and conscience. Engaging in work in which a person uses his talents, fuels his passion to fulfill a need in the world that his conscience forces him to meet. Therein lies his “voice”. Once that person inspires others to find their own “voice”, he moves into a position of leadership.

    Who is called to leadership? Everyone has the capacity to become a leader. It is by using our gifts and talents, magnifying them so they are put to use not just for ourselves but for others that we find the call to choose our own response. It is in such circumstances that “life calls out to us” to serve those we come in contact with whose needs we become aware of and are capable of responding to. In doing this, we find our “voice” in life. And it is thus that we take on the role of leadership.

    Together We'll Survive

    "Untaian Duka Taburan Mutiara" by Dyah Puspita, Mizan
    TWHO THUMBS UP! A WORTH-READING BOOK !
    Translated by Ratih S. Jatmiko for "Explore 3", LIA

    As a single mother of an autistic child, I have faced many difficulties. There were times when I felt depressed and could not help but question my destiny. However, I am completely sure that behind every hardship there is a blessing and all the hardships I went through have made me a stronger and better person. I finally learned that I was not alone. I met many people who have been through the same kind of pain. I believe that when friends with the same problem stick together, they will find strength.

    I decided to put my son in a special school but many of the schools rejected him because his case was considered ‘too severe’. Fortunately I finally found a special school in Lebak Bulus with a very cooperative and understanding school administrator. The school was the place where I met my best friend, Aty Zafar. Aty’s son, Farid was an autistic child, too. Aty was a nice person who had a small figure and short hair. Her simple and practical way of dressing made me feel at ease to approach her when we met for the first time. Talking to a friendly, polite, fun and understanding woman like her really made me feel comfortable. We talked and talked like two long lost best friends who had known each other for ages. Spending time with her was very enjoyable. Aty Zafar was the kind of friend I really needed.

    I was aware that my only child Ikhsan was autistic because of the symptoms he showed. First, his verbal intelligence was so low that he could not comprehend simple instructions like “Go get your shoes”. He even found difficulty responding when his name was called. Sometimes I even thought he was deaf. Second, he was unreachable; he lived in his own world. He did not feel at ease communicating with people and always avoided eye contact. He did not know how to express his feelings and I had to struggle to get him to interact with others. He came to me only when he needed something—and it was definitely not to interact with me. Third, he had an unusual concentration span. It could be extremely long or unbelievably short. He could look at a certain spot for hours without moving or saying anything but at other times, he also find it stressful to focus on one thing that was not to his liking.

    It was a bright sunny day when I took my son to his school. I did not expect I would meet somebody very special, a person whose actions made me realize that I was not alone. She was a mother of two children who lived in Cinere. She had spent three months in Australia to have her autistic child treated. We met, exchanged emails and called each other to discuss the nitty-gritty of parenting an autistic child. We helped and supported each other. She was a friend who made my life easier and she had this dream of establishing a special school for autistic children. Unfortunately, life is often unpredictable. “Ita, they could not help her. She passed away ten minutes ago”, her husband told me on the phone. His frail voice was like lightning on a sunny day to me. My heart was shattered. I was trembling and feeling helpless. I could not believe what I just heard and I was speechless.

    It was quite funny how many people mixed us up because of our slightly similar names—Aty and Ita. Now that she was gone, nobody would call me Aty anymore. My best friend’s death affected me so much that I did not feel like doing anything. We always had the urge to talk to each other. Our friendship was really something and when she died, she left a big hole in my heart. For a while I was devastated. I felt so alone. I no longer had the energy to fight for autistic children. Luckily, God sent me other friends. One of them was Adriana S. Ginanjar, or Ina. She got me to pursue Aty’s dream—establishing a special school for autistic children. She even let us use her house for the school. It was finally established in February 2000 and named Mandiga (mandiri dan bahagia—independent and happy).

    As a result, I have learned that togetherness—being with other people who understand--helps us survive. God creates differences among people for a reason—to give us a chance to learn from one another. Having Ikhsan as my son, I have learned much about patience, friendship, togetherness and surrender to God. Life is about making choices and living with the consequences. However, sometimes we do not have as many choices and as few consequences as other people do. Still, it is our duty to join hands and make our lives worth living. We, as humans, must trust Him and He will help us be better persons.

    UNTAIAN DUKA TABURAN MUTIARA

    Ratih S. Jatmiko


    Untaian Duka, Taburan Mutiara is a book worth buying because it is inspiring. It is an eye-opener to understanding autistic children. This book is unique as it provides insights of how people can be tolerant towards others. The writer, Dyah Puspita wrote this book to help parents of autistic children and to make them understand their children better. Ita—as her friends call her—is herself a single parent of an autistic boy. In the book, Ita talks about how she has brought up her autistic son, Ikhsan Priatama. Amidst all the stormy days she had gone through, she could still find many blessings. Despite all the bitterness she had to swallow, Ita thanked God for the chance to be able to give to and care for others. At the same time, she also was able to explore her capabilities in teaching, what she has learned from her experiences. This book is food for the soul. The price is quite affordable at only Rp 26,000 each.
    Get the book here. Dapatkan bukunya di sini.

    AWARENESS BRACELETS

    Ratih S. Jatmiko
    Adapted from: www.tunascendekia.org

    One of the ways to show your solidarity and care for your fellow countrymen is by wearing awareness bracelets. They are embossed with special messages like solidaritas kebersamaan. Here in Indonesia, the money we pay for each bracelet is donated to people who need help. Each bracelet costs Rp 10,000 and can easily be purchased through tunascendekia. These bracelets come in various colors, each with a different societal concern: red bracelets to raise funds for underprivileged children, blue for the tsunami victims in Aceh and North Sumatra, yellow for people suffering from cancer, and white for the poor.

    INDAHNYA BERSELINGKUH...

    Tidak pernah terlintas dalam pikiranku untuk mengkhianati suamiku tapi sekarang aku sedang berselingkuh.

    Karena beberapa alasan yang terlalu pribadi untuk diungkapkan di sini, dalam dua trimester terakhir tahun 2005 tidak terhitung banyaknya surat lamaran yang kulayangkan ke berbagai perusahaan. Hasilnya sekarang aku punya pekerjaan sampingan yang membuat penderitaanku di kantorku JUSTRU terasa lebih ringan. Bagaikan gadis remaja yang sedang jatuh cinta, sekarang aku dag dig dug menanti honorku.

    Teman selingkuhku bernama Serambi dan Erlangga. Ah... berselingkuh memang indah.

    SINYAL KUAT DARI TUHAN

     pura-pura jadi orang Betawi

    Maap ni, Pak, Bu. Bukan saya ngajarin. Namanya kan demi kebaikan, ya kan? Orang kate, kalo antara tengah malem ampe menjelang subuh nyang namenye sinyal dari Allah lagi kuat-kuatnya. Coba dah, tahajud jangan ditinggalin, terus ngadu aje ama Allah. Ati tu rasenye kaya bisa nangkep jawaban Allah, perasaan jadi adem. Kalo ketinggalan tahajud perasaan ade nyang kurang gitu, percis orang ketagihan obat. Bukannya saya pernah ngobat. Kalo ketagihan nyang baek pan kagak ape-ape. Cuman ya itu, kayak yang Ibu bilang barusan. Kudu sabar. Kalo yang kita minta kaga dikasi, kitanya jangan ngambek ama Allah. Lah ngambek ame mertua aja kagak pantes apalagi ama Allah, bener kagak? Kali aja waktunye belon tepat. Atawa kita mo dikasi nyang lebih baek, ya pan? Giliran dikasi nyang pait, kudu bisa ngeliat hikmahnye, kalo kaga bisa jadi sentres. Pan sayang, idup cuman sekali pake sentres-sentres. Maap ni, Pak, Bu. Bukan saya ngajarin.

    WARNA-WARNI HIDUP

    Written on Feb. 20, 2005 at 10:56 PM


    Setiap momen dalam hidup kita adalah penggalan dari kisah perjalanan panjang.

    Hari ini Alhamdulillah gue slamet. Kamera dijital punya kantor yang gue pikir ilang ternyata gak jadi ilang. Tadi gue udah sempet ngitung2 tabungan en mikir2 mo ngutang ama sapa dulu buat ngeganti tu kamera. Ahh...

    Hari ini Alhamdulillah gue dapet lunch gratis. Gudeg pula. Rapat ama Komisi Kurikulum (yang biasanya disesaki debat seram dan suara tinggi) juga berjalan cukup mulus. Bu Febe bawa teri kacang, pake daun jeruk pula. Hmmm... sorrrrga dunia.

    Hidup emang penuh warna. Selalu aja ada kejutan2. Selalu ada keajaiban dan kebetulan--yang sesungguhnya udah direncanakan-Nya.


    Kemaren gue sempet pusing berat karena buku yang baru dicaci-maki kanan-kiri depan-blakang. Sampe-sampe ada rekan guru yang ujug-ujug masuk kelas gue dan marah-marah, menggugat apa yang tertulis. Hahhhh... Mother Yesso (mbok ya-o)!

    Eh kok ndilalah ada testimonial yang sangat menghibur dari DEVINA and SRISNA. Thanks, gals. You're too generous. Itu buku emang gak pantes dipuji juga kok sebenernya (kalo mau jujur) tapi untuk melahirkan empat jilid dalam waktu 3,5 bulan emang bagaikan digodok di kawah Candradimuka. Kluar2 kulit jadi pada melepuh, rambut jadi gimbal, dan perasaan jadi supercallyfragilisticexpealidociously sensi.

    Oh... my dearest fellow teachers, there is no such thing as a perfect material, believe me. Also keep in mind that in your hands, if you teach with all your heart, even the worst materials in the world can turn into good fruitful lessons.

    BACK TO WORK!




    Mulai Senen tanggal 3 April gue udah resmi balik kerja setelah 3 bulan 'pisah ranjang' ama LIA. Amit-amit, hari pertama aja gue udah ngerasa maleeeees banget. Rasanya pengen pensiun hari itu juga--kebayang kan? Alhamdulillah komputer gue rusak berat (lho kok?) jadi kudu diopname ama IT. Malemnya gue bongkar-bongkar lagi barang-barang almarhum Bokap. Akhirnya gue putusin untuk pake tas kerja doski merek President warna hijau daun. Ajaib. Gue jadi timbul semangat untuk balik ke rutinitas kerja: nulis, ngajar, bikin resensi buku en terjemahan. Bokap gak pernah kehilangan semangat, bahkan sampe menjelang hari-hari terakhirnya di RS Pelni dia masih ke sana ke mari ngerjain ini, itu dan anu. Gue pengen banget bisa ngewarisin semangat kerjanya dia. Pengeeeen banget. Tapi yaaaa, itulah, gue cuma manusia biasa yang kadang keinginannya gak sejalan dengan tindak-tanduknya. Hari Rabu gue nengokin komputer gue di IT, dia masih megap-megap. Yaaaa maklumlah, penulis kelas teri, komputernya juga komputer jangkrik yang CPUnya gampang banget kena kram otak. Walaupun nebeng di cubiclenya Wawa asik juga secara di mana-mana ada foto bayi Khansa yang imut dan menggemaskan, tapi namanya orang minjem di mana-mana pasti ada rasa sungkanlah. Orang bilang kerja di mana aja pasti ada enak-nggak enaknya. Mungkin bener juga sich. Tapi poro nayoko projo ing Kurimattes ini rupanya sudah terlalu lama berada dalam suasana kerja yang gak kondusif, selalu di bawah tekanan dan berada dalam ketidakpastian, hidupnya merana dan selalu dicerca. Alhasil terjadilah eksodus yang makin memperberat beban kerja para laskar yang ketinggalan di medan laga. Selama Bokap sakit dan akhirnya kembali menghadap Allah, temen2 gue juga menderita lahir-batin. Alhamdulillah pas makan siang tercapailah kata sepakat dengan para anggota Gerwani (Gerakan Wanita Ingin Pensiun Dini) untuk menetapkan tujuan hidup jangka pendek. Isi kesepakatan itu adalah:

    1. Tiap Selasa minggu pertama kita makan siang di luar. Untuk mensukseskan program ini diadakanlah pengiritan dengan cara: yang hari-hari biasa jajan bawa makanan dari rumah, yang biasa naek taksi cari temen supaya bisa naek taksi berjamaah, yang biasanya naek bis jadi naek kereta, dll.

    2. Tiap Selasa minggu kedua kita belanja. Supaya gak membuat patah hati penasehat keuangan kondang Safir Senduk, kita gak asal belanja tapi berdasarkan daftar barang-barang yang emang dibutuhkan (bukan sekedar diinginkan) en bila perlu yang bisa dijual untuk mendatangkan keuntungan. Kalo yang terakhir ini gak berlaku buat gue secara gue pernah mengalami kerugian waktu jualan combro di LIA Pramuka dulu, he he

    3. Tiap Selasa minggu ketiga kita either nyalon or maenan clay di ruang kelas yang kosong. Salon terdekat en ternyaman ada di bilangan Tebet. Ke sana cuma naek angkot sekali. Jangan tanya namanya salon apa, gue lupa!

    4. Tiap Selasa minggu keempat kita nonton DVD (serial, kalo film bioskop kepanjangan kali?) bareng pas jam makan siang. Kenapa Selasa? Soalnya Senen biasanya penuh dengan kehebohan. Rabu dan Jumat biasanya waktu buat kita untuk dibantai sama Komisi Kurikulum. Kamis biasanya hari jungkir balik karena Rabu-nya habis digempur dan Jumat-nya mau 'digamparin' lagi. Walaupun Selasa juga gak janji sich. Sering babak-belur juga. God knows if this plan will work out or not but at least by declaring the above pact, we know that there is something to look forward to.

    Ude, jangan baca-baca blog gue mulu. Balik kerja sono! He he he he

    SUNDANESE HOLLYWOOD MOVIE TITLES

    Contributed by Astrid Susanti
    1. Saving Private Ryan -- Nulungan Si Rian
    2. Enemy At The Gate -- Musuh Ngajedog Di Pager
    3. Rocky -- Osok Neunggeulan Batur
    4. Rain Man -- Lalaki Cicing Di Bogor
    5. Die Hard -- Teu Paeh-Paeh
    6. Die Hard II -- Can Paeh Keneh
    7. There's Something About Marry -- Ari Ceu Meri Teh Kunaon?
    8. Mission Impossible -- Moal Bisa
    9. Titanic -- Tilelep
    10. Paycheck -- Nganjuk Heula
    11. Reign Of Fire -- Beubeuleuman
    12. Original Sin -- Tara Ka Mesjid
    13. Sleepless In Seattle -- Cenghar Di Ciateul
    14. Silence Of The Lambs -- Embe Pundung
    15. Ghost -- Jurig Kasep
    16. Bad Boys -- Budak Baong
    17. Are We There Yet? -- Lila Amat Teh Nepina?
    18. Home Alone -- Katinggaleun
    19. Freddy Vs Jason -- Pasea
    20. Casablanca -- Mengkol Ti Sudirman
    21. Gone In Sixty Seconds -- Indit Siah Kaditu!
    22. The Awakening -- Hudang Sare
    23. After The Sunset -- Tereh Maghrib
    24. The End Of Days -- Seep Waktosna

    JAVANESE HOLLYWOOD MOVIE TITLES

    Contributed by Astrid Susanti
    Enemy At The Gates -- Musuhe Wis Tekan Gapuro
    Batman Forever -- Ngembat Saklawase
    1. Remember The Titans -- Kelingan Titan-Titan
    2. The Italian Job -- Gaweane Wong Ngerum 5a Die Hard -- Matine Angel Die Hard II -- Matine Angel Tenan
    3. Die Hard III With A Vengeance -- Kowe Kok Ra Mati2 To?
    4. Bad Boys -- Bocah-Bocah Uelek
    5. Sleepless In Seattle -- Klesikan Neng Seattle
    6. Lost In Space -- Ilang Neng Awang-Awang
    7. X-Men -- Wong Lanang Saru
    8. X-Men 2 -- Wong Lanang Saru Banget
    9. X-Men 3 (Belum Dirilis) – Aming
    10. Cheaper By Dozen -- Tumbas Selusin Langkung Mirah
    11. The Cooler -- Selot Adem
    12. Paycheck – Kasbon
    13. Independence Day – Pitulasan
    14. The Day After Tomorrow – Sesuke
    15. Die Another Day -- Modare Ojo Saiki
    16. There Is Something About Marry -- Meri Ono Apa-Apane
    17. Silence Of The Lamb -- Wedhuse Mutung
    18. All The Pretty Horses -- Jarane Ayu2 (Legenda Pasar Kewan Mbahrowo)
    19. Planet Of The Apes -- Planete Wong Apes
    20. Gone In Sixty Second -- Minggat Sakcepete
    21. Original Sin -- Dosa Tenanan
    22. Mummy Returns -- Mami-Mami Podo Mudik
    23. The Abyss -- Entek-Entekan
    24. Copycat -- Kopi Kucing (Nggo Konco Sego Kucing)
    25. Seabiscuit -- Klethikan Neng Laut
    26. Freddy Vs Jason – Kerah
    27. Terminator -- Terminal Montor
    28. How To Lose A Guy In 10 Days -- Piye Carane Megat Lanangan Mung 10 Dino
    29. Lord Of The Ring -- Bakul Akik
    30. Deep Impact -- Ngantem Njero
    31. Million Dollar Baby -- Genjik Regone Sayuto
    32. Blackhawk Down -- Manuk Ireng Kenek Bedhil
    33. Saving Private Ryan -- Ngelesi Privat Mas Rian (Pancene Gu Oblok Tenan Opo?)
    34. Dumb And Dumber -- Wong Goblok Lan Guoooblok Tenan IN

    HARGA BBM

    Kiriman dari Mukti Mulyana

    Ada yang punya analisa mengapa bila harga BBM naek, jumlah rakyat miskin turun? (Kayak yang dibilang LPEM bahkan sampe 14%) Kalo menurut gw, Analisanya sbb :

    1. Tadinya rakyat miskin yang naek bis, sekarang jadi jalan kaki.. trus dijalan ketabrak metromini yg ngebut karena nguber setoran (soalnye bbm nya naek) trus mati.. --> RAKYAT MISKIN BERKURANG

    2. Tadinya rakyat miskin makan sehari sekali.. trus jadi makan sekali buat 3 hari ( karena daya belinya turun).. lama2 mati.. --> RAKYAT MISKIN BERKURANG

    3. Tadinya rakyat miskin yang pada sakit masih bisa beli obat generik.. trus gak bisa beli lagi .. ato tadinya ke puskesmas bisa naik angkot sekarang jalan kaki jadi malah mati di jalan..--> RAKYAT MISKIN BERKURANG Kenapa bisa dapet angka 14 %.. karena dari 100 orang miskin itu.. yang mengalami kejadian diatas ada 14 orang maka dapet angka 8+4+2 kali 100 = 14 % Demikian analisa ini dibuat secara sederhana, mudah dicerna, anti njlimet.

    ADA APA DENGANKU?

    Ya Allah,
    mengapa aku tak kunjung bersyukur
    untuk semua kenikmatan
    yang Kaualirkan setiap hari
    dan penderitaan hebat
    yang Kaujauhkan dariku?

    Seharusnya aku berterima kasih padaMu
    yang tak pernah menghadapkanku pada
    ketakutan hebat yang berkepanjangan,
    kesepian menusuk dalam pengasingan,
    cekaman perundungan,
    dan kelaparan yang sangat

    Seharusnya aku berterima kasih padaMu
    Atas kedua orang tua yang rukun
    Saling mencinta
    Dan berpisah hanya karena ajal

    Seharusnya aku berterima kasih padaMu
    Atas begitu banyaknya orang yang Kaudatangkan ke sisiku
    Untuk menyayangiku setulus hati
    Menyegarkan hari-hariku
    Di rumah, di tempat kerja, bahkan di dunia maya
    Meski tak satupun dari mereka yang Kaukirim lewat rahimku

    Ya Allah,
    Aku cuma manusia biasa
    Yang tak kunjung melihat ke bawah
    Dan tak putus merenda angan
    Beri aku kekuatan, Ya Allah
    Untuk menjalani semua yang sudah menjadi takdirku
    Dan berhenti bermimpi untuk menjalani
    Apa yang tidak seharusnya kujalani
    Menurut pertimbanganMu

    Sembelit Jiwa

    Aku ingin menulis
    Aku ingin menulis
    Apa daya?
    Bayang dalam angan tak kunjung turun ke jari
    Jalur bebas hambatan yang biasanya dibuka bebas
    Hari ini penuh-sesak oleh berbagai rencana
    Hingar-bingar oleh setumpuk janji

    Ide-ide saling sikut
    Berebutan
    Ingin diwujudkan
    Tak satupun muncul

    Kecemasan
    Kegelisahan
    Kemarahan
    Keputusasaan
    Berdesakan
    Memenuhi ruang hati

    Tenggat, aku ngilu memandangmu
    Jemu akan sentuhanmu
    Kita cerai saja?

    Cinta Yang Hilang

    buat Frenzy

    Ketika seorang pujangga melagukan rindu
    Hatiku tersedot ke masa yang lalu
    Ketika cinta menjadi yang terpenting
    Penyejuk rasa di saat genting

    Rasa itu hilang, terbang terbawa hembus bayu
    Ketika dinding-dinding menghimpit dari segala penjuru
    Dunia berputar makin cepat seperti hendak menghempaskanku
    Dan yang kutahu hanya belajar menancapkan kuku
    Macam anak kucing belajar memanjat
    Di atas ada duri kawat
    Di bawah ada selokan pekat

    Aku merindukan semua
    Rindu dan tanya
    Resah dan gembira
    Tawa dan luka
    Haru dan ceria
    Yang tercipta dari sebuah kata
    Bernama cinta

    Selamat Datang

    Selamat datang, Nduk, penghuni baru dunia
    Sekian lama aku dan ayahmu merindukanmu
    Pandanglah kami, Nak
    Hiruplah sejuknya udara kasih sayang yang mengelilingi kita
    Nikmati hidupmu yang cuma sekali, anakku
    Karena hidup itu sendiri adalah mukjizat
    Rengkuhlah sebanyak yang bisa kaurengkuh
    Jauhkan hatimu dari putus asa
    Karena dalam hidup selalu ada harapan
    Berbaiksangkalah senantiasa pada Yang Maha Menciptakan
    Insya Allah, yang terbaiklah yang akan terjadi padamu

    Nak,Mungkin nanti Allah memberimu adik,
    Atau tidak
    Itu rahasia-Nya
    Tapi percayalah, sayang
    Berapapun adikmu nanti
    Di hatiku dan hati ayahmu selalu ada tempat lapang yang istimewa
    Hanya untukmu
    Datanglah ke sana, kapanpun kau mau

    Bila kau besar nanti, anakku
    Kau akan tumbuh menjadi bunga cantik
    Kumbang-kumbang akan berdatangan dengan setumpuk janji
    Barangkali nanti aku memasang wajah angker pada mereka
    Jangan marah, Nak
    Aku hanya ingin melindungi kepentinganmu
    Suatu saat nanti kita akan berdebat, Nak
    Tentang banyak hal
    Barangkali nanti aku bersuara tinggi
    Barangkali aku marah
    Ingatkan aku bila sampai menyakiti perasaanmu
    Bila saatmu tiba untuk berjuang nanti, putriku
    Pijaklah bumi ini dengan mantap
    Berjalanlah lurus menatap ke depan
    Jangan pernah merasa takut pada apapun
    Kecuali kepada Yang Memberi Hidup
    Karena setiap niat buruk mereka yang memberatkan langkahmu
    Tidak cukup berharga untuk mengacaukan pikiranmu
    Sayangi dirimu, Nak
    Berpaculah menggapai dunia,
    dengan tetap mengenggam akhirat di dalam hati

    PEKERJAAN dan SUKU

    Sekedar menjawab rasa penasaran Heidy dan Arsela. Mohon maaf jika ada bagian yang menyinggung. Kesamaan nama tokoh, suku, dan pekerjaan hanyalah merupakan kebetulan dari hasil rekayasa.


    Arien orang Jawa
    Menanam bakau di rawa-rawa

    Arsela orang Sunda
    Ternak kerang di Laut Banda

    Chatarou orang Ambon
    Ternyata Komandan Peleton

    Diraparau orang Padang
    Ahlinya main gendang

    Dadun orang Batak
    Pedagang nasi kerak

    Heidy orang Bali
    Tukang masak nasi kebuli

    Jamil orang Makasar
    Pemilik pabrik agar-agar

    Miss Worm orang Madura
    Sehari-hari melatih kera

    LOVERS' FIGHT

    Buat adek-adekku Ima & Dadun
    Love could be dangerous...

    I'll always remember
    A rainy eve in September
    When we stole a double decker
    And burst into laughter

    It was our first trip together
    When you were my navigator
    I was the driver
    And we were sober

    We meant to go to the theater
    But ended up in Ciater
    We ached with anger
    We lost our temper
    Over an unimportant matter
    And killed each other