Bapak sayang,
Hari ulang tahunmu baru saja berlalu, disusul ulang tahun Sidi, lalu Ibu. Dan alhamdulillah kami masih diberi kebersamaan dan kerukunan untuk bisa melaluinya bersama. Tadi malam kami makan-makan, dengan menu mix-and-match seperti biasa. Dan cucu semata wayangmu sekarang sudah menjelma penggemar berat mie dan nasi-kecap.
Beberapa bulan lalu Ayman sudah memanggil Ibu dengan sebutan eyang lho, Pak. Tapi setelah dia berkenalan dengan ayam di sekitar makammu, panggilan eyang berubah jadi ayang. Tapi tidak apa-apa, karena toh ia sudah bisa merangkai kalimat manis seperti Iman panit, Ayang (Ayman pamit, Eyang). Beberapa minggu terakhir ini kami dikejutkan oleh berondongan kosa kata anak itu yang sangat menghibur dan menyemangati. Sepertimu, ia sangat sayang binatang. Dan sepertimu juga, ia memanggil kucing dengan sebutan pus. Ia juga sudah jatuh cinta pada fish-ikan (yang selalu disebutkannya dalam dwi bahasa :D), bebek, monet (monyet), uta (tupai), cicak (yang dulu disebutnya cekowa), kalla-kalla (kura-kura), kuku-kuku (kupu-kupu) meskipun ia sangat takut pada tikus dan kecoa :)
Satu hal yang melegakanku, Pak. Ia tetap bisa menikmati dunianya yang penuh energi--lari ke sana ke mari dan berpanas-panas--meskipun di dadanya masih ada keloid yang kadang terasa gatal. Ia sangat enerjik dan begitu menikmati hidup. Cucu semata wayangmu itu anak yang periang dan sangat humoris, Pak. Banyak hal darinya yang begitu mengingatkan kami kepadamu.
Semoga Bapak baik-baik saja di sana. Semoga Allah menerangi dan melapangkan kuburmu, mengampuni semua dosamu, dan menerima semua amal-ibadahmu. Semoga di akhir cerita yang abadi nanti, kita semua bisa berkumpul kembali.
Amiin untuk semua doa :)
BalasHapusHuah... Thanks, Kak Erna. Smoga Kak Erna dan kluarga juga selalu dalam lindungan Allah. Amin
BalasHapus