Rabu, 13 Juni 2007

BUKU BUTUT


Nurlaila adalah staf administrasi yang menikmati kerja keras. Dia tidak pernah tertarik pada gosip apapun di kantor dan cenderung telmi. Dia tidak suka menguping berita-berita terkini tentang warga PT. Untung Selalu, tempatnya bekerja. Dia bahkan tidak ingat nama-nama anggota Dewan Komisaris. Dia hanya sibuk memikirkan apa yang menjadi porsinya, pekerjaannya sendiri. Baginya, asal hubungannya dengan atasan langsung berjalan baik, itu sudah cukup. Siapapun yang jadi bos besar, dia tidak peduli. Masalahnya sendiri sudah terlalu banyak, tidak perlu ditambah dengan hal-hal kecil yang tidak penting. Bahkan ketika atasan langsungnya mengomelinya, dia berusaha tidak terpengaruh. Setiap hari adalah anugerah, sayang kalau harus dirusak dengan perasaan tidak enak.

Suatu hari ketika dia sedang bersiap-siap pulang, sebuah buku butut bergambar Hello Kitty tergeletak di meja rapat. Keadaan buku itu sangat mengenaskan. Warnanya sudah pudar. Lembar-lembarnya kusut seperti baru dikunyah-kunyah oleh brontosaurus yang seminggu belum makan. Ujung-ujung halamannya sudah keriting. Di sampulnya tertulis Yudi.

“Oh, barangkali punya Yudi Purnomo, karyawan baru yang slebor itu,” ujarnya pada diri sendiri. Sontak dia berteriak, "Yudi, Yudi!!! Buku loe ada ama gue, niy! Gua itung ampe lima ya? Kalo gak loe ambil, gua jadiin bungkus kacang!!!!!!” Lalu Ibu Yudi Astuti, Manajer Operasional yang baru, muncul dari ruangan atasan Nurlaila dengan tatapan sedingin es.

"Bisa tolong kembalikan buku butut saya? Kacangnya bisa kau taruh di sini," ujarnya seraya menyorongkan sehelai kantong plastik hitam.

2 komentar:

  1. Plok plok plokkkk........ Canggih nih blog. Sapa bilang Ratih itu gatek? xD

    -Huahahhahaha... ceritanya lucu banget. Gak usahlah bermimpi jadi penulis beneran. Elu memang seorang penulis kok! (sambil meyakinkan diri sendiri juga)

    BalasHapus
  2. Ah, Depoooy... Jadi malu mo nengokin your princess blom jadi2 juga

    BalasHapus